BK PERKEMBANGAN
A.
Pengertian BK Perkembangan
Konsep bimbingan sebagai suatu
proses perkembangan menekankan pemberian bantuannya kepada semua siswa, dan
meliputi semua bidang bimbingan: vokasional, pendidikan, personal, dan sosial
pada semua tahap atau rentang kehidupan. Bimbingan perkembangan menekankan
kepada upaya mengembangkan potensi dari dalam diri sendiri, yang difokuskan
kepada pengembangan fungsi ego dan self-concept. Layanan bimbingan pengembangan
bersifat komprehensif meliputi semua rentang kehidupan, tidak hanya terbatas
kepada aspek vokasional dan pendidikan, dan juga bersifat interpretative bukan
deterministik.
BK
Perkembangan dirancang dengan memfokuskan kepada kebutuhan, minat, dan
isue-isue yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa dan merupakan bagian
penting yang integral dari keseluruhan program pendidikan.
B. Asumsi BK Perkembangan
1. Perkembangan yang sehat berlangsung
melalui interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungan (yang sehat)
2. Manusia
berkembang melalui tahapan umum dan tugas-tugas perkembangan
3. Klien
bukan berarti seseorang yang memiliki mental yang tidak sehat. Namun pandanglah
client sebagai seseorang yang sedang merancang tujuan hidup, membuat suatu
keputusan, dan bertanggung jawab atas tugas-tugas perkembangan.
4.
Klien sebagai individu yang
berkembang menuju pengayaan diri sesuai dengan hakikat manusia
5.
Klien adalah seorang klien bukan seorang pasien. Konselor bukan pula
seseorang yang bekerja untuk mengobati client, namun konselor adalah seseorang
yang dapat dijadikan klien sebagai sahabat, konsultan profesional, guru yang
memberikan bimbingan kepada client menuju perkembangan client yang optimal
6. Perkembangan
konselor tidak netral dan tidak amoral. Konselor memiliki nilai, perasaan, dan
komitmen terhadap dirinya. Dia tidak tertutup terhadap situasi yang sedang
dijalaninya, namun tidak pula membuka seluruh situasi yang sedang dialaminya
kepada klien.
7.
Layanan BK Perkembangan disekolah
diberikan oleh Guru BK/Konselor yang terlatih kepada peserta didik/konseli
C. Tujuan BK Perkembangan
BK
perkembangan memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Adanya
penerimaan diri (self-acceptance)
2. Memilki
pemahaman tentang diri (self-understanding)
3. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
perkembangan karir serta kehidupan siswa di masa yang akan datang
4. Membantu
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki siswa seoptimal
mungkin
5. Menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat, dan lingkungan kerja
6.
Mengatasi hambatan dan kesulitan
yang dihadapi siswa dalam studi, kehidupan masyarakat, dan dunia kerja.
D. Prinsip-prinsip
BK Perkembangan
1.
BK perkembangan diberikan kepada seluruh siswa
2.
BK perkembangan bersifat mengembangkan
3.
BK perkembangan telah terorganisir dan direncanakan dalam kurikulum
4.
BK perkembangan adalah bagian yang terintegrasi dalam proses pendidikan
secara total
5.
BK perkembangan melibatkan seluruh
personil sekolah
6.
BK perkembangan membantu peserta
didik belajar banyak secara efektif dan efisien
7.
BK perkembangan didesain untuk
pencegahan
8.
Konselor (Guru BK di sekolah) dan Guru memiliki fungsi kerjasama dalam
program BK perkembangan
9.
Organisasi program dan rancangan kurikulum merupakan hal yang sangat
penting dalam program BK perkembangan
10.
Prihatin dengan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri
11.
Fokus kepada proses pendorongan (pemberian motivasi)
E. Perbedaan BK Tradisional dan Perkembangan
Pada prinsipnya, bimbingan
konseling perkembangan merupakan pembaharuan dari bimbingan konseling
tradisional. Adapun beberapa asumsinya adalah, yaitu:
1. Pencapaian
Tugas-tugas Perkembangan merupakan tujuan BK.
2. Perkembangan pribadi yang optimal terjadi
melalui interaksi yg sehat antara individu dengan lingkungannya.
3. Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara
lingkungan belajar dengan perkembangan individu.
4. Konseli
tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya. Disini Konseli dipandang
sebagai individu yang mampu memilih tujuan, membuat keputusan, dan
berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya.
5. Konseli adalah seorang pribadi yang unik dan
berharga yang berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota
kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah terisolasi dari lingkungan
sosialnya.
6. Konselor
tidak bersifat netral, atau a moral, dia memiliki nilai-nilai, perasaan, dan
komitmen kepada dirinya.
F.
BK Perkembangan
1.
Fungsi Pemahaman
Membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2.
Fungsi Fasilitas
Memberikan
kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal dalam diri konseli.
3.
Fungsi Pencegahan (Preventif)
Konselor
senantiasa mengatisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami konseli. Konselor memberikan bimbingan
kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan
yang dapat membahayakan dirinya.
4.
Fungsi Pengembangan
Bersifat
lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli.konselor mengupayakan untuk melaksanakan program bimbingan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai
tugas-tugas perkembangannya.
F. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan
Remaja
1. Transisi
Biologis
Menurut
Santrock (2003: 91) perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak
pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta
kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada
perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin
panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi
(ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan
tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 52).
Selanjutnya, Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung
Hartono, 2002: 79) menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak
perempuan yaitu; perertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi,
anggota-anggota badan menjadi panjang, tumbuh payudara.Tumbuh bulu yang halus
berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum
setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh
bulu-bulu ketiak.
Sedangkan pada anak laki-laki peubahan yang terjadi antara lain; pertumbuhan tulang-tulang,
testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan
berwarna gelap, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu
kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum
setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus diwajaah (kumis, jenggot), tumbuh
bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan
gelap, dan tumbuh bulu dada.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh
kelenjar pituitary dan kelenjar hypothalamus.
Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran
tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua
pada remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002: 94
2. Transisi
Kognitif
Menurut
Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran operasional formal berlangsung
antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak,
idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa
bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang
dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka
mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya
mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara
berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan
membuat pemahaman lebih mendalam.
Menurut
Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran opersional
formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih
abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan
aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan
karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir
secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana
untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang
terpikirkan. Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan
sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam
perkembangan kognitif remaja
3. Transisi
Sosial
Santrock
(2003: 24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan
dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam
kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah
orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif,
kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat
merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John
Flavell (dalam Santrock, 2003: 125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja
untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting
mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka.
4. Karakteristik
Remaja
Perkembangan
sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan
selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertama-tama masing sangat
terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan
berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman
sejenis maupun lain jenis (dalam Rita Eka Izzaty dkk, (2008: 139). Berikut ini
akan dijelaskan mengenai hubungan remaja dengan teman sebaya dan orang tua:
a. Hubungan
dengan Teman Sebaya
Menurut Santrock (2003: 219) teman
sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat
kedewasaan yang sama. Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan (dalam Santrock, 2003:
220) mengemukakan bahwa anak-anak dan remaja mulai belajar mengenai pola
hubungan yang timbal balik dan setara dengan melalui interaksi dengan teman
sebaya. Mereka juga belajar untuk mengamati dengan teliti minat dan pandangan
teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam
aktifitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Teman memainkan peran yang
penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja.
Mengenai kesejahteraan, dia menyatakan bahwa semua orang memiliki sejumlah
kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih sayang (ikatan yang
aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, keakraban,
dan hubungan seksual.
b. Strategi
yang tepat untuk mencari teman:
1.
Menciptakan interaksi sosial yang baik dari mulai menanyakan nama, usia,
dan aktivitas favorit.
2. Bersikap menyenangkan, baik dan penuh
perhatian.
3. Tingkah
laku yang prososial seperti jujur, murah hati dan mau bekerja sama.
4. Menghargai diri sendiri dan orang lain.
5.
Menyediakan dukungan sosial
seperti memberikan pertolongan, nasihat, duduk berdekatan, berada dalam
kelompok yang sama dan menguatkan satu sama lain dengan memberikan pujian.
c. Dampak apabila terjadi penolakan pada teman
sebaya:
1. Akan merasa kesepian karena kebutuhan social
mereka tidak terpenuhi.
2. Anak merasa tidak bahagia dan tidak aman.
3. Anak
mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan penyimpangan
kepribadian.
4. Kurang mmemiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk
menjalani proses sosialisasi.
5. Akan merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang
dimiliki teman sebaya mereka.
6. Sering mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini
akan meningkatkan penolakan kelompok terhadap mereka semakin memperkecil
peluang mereka untukmempelajari berbagai keterampilan sosial.
7. Akan hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi social terhadap
mereka, dan ini akan menyebabkan mereka cemas, takut, dan sangat peka.
8. Sering melakukan penyesuaian diri secara berlebihan, dengan
harapan akan meningkatkan penerimaan sosial mereka.
d. Manfaat apabila anak dapat diterima dengan
baik:
1. Merasa
senang dan aman.
2. Mengembangkan konsep diri menyenangkan karena orang lain mengakui
mereka.
3. Memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola prilaku yang
diterima secara sosial dan keterampilan sosial yang membantu kesinambungan
mereka dalam situasi sosial.
4. Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian meraka ke luar
dan untuk menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri mereka.
5. Menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh
tradisi sosial.
e. Hubungan
dengan Orang Tua
Menurut Steinberg (dalam
Santrock, 2002: 42) mengemukakan bahwa masa remaja awal adalah suatu periode
ketika konflik dengan orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak.
Peningkatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perubahan biologis
pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealism dan penalaran
logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan
kebijaksanaan pada orang tua, dan harapan-harapan yang dilanggar oleh pihak
rang tua dan remaja.
Collins (dalam
Santrock, 2002: 42) menyimpulkan bahwa banyak orang tua melihat remaja mereka
berubah dari seorang anak yang selalu menjadi seseorang yang tidak mau menurut,
melawan, dan menantang standar-standar orang tua. Bila ini terjadi, orang tua cenderung
berusaha mengendalikan dengan keras dan member lebih banyak tekanan kepada
remaja agar mentaati standar-standar orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen PMPTK. (2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal (Naskah Akdemik). Jakarta.
Suherman, Uman. (2009). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Rizqi Press.
Yusuf,
Syamsu dan Juntika Nurihsan. ( 2009). Landasan
Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
1 komentar:
Play at CasinoTopodos
CasinoTopodos casino review ➤ 벳 매니아 List of the best 바카라 online 메가 슬롯 casinos with 다파벳 slots, poker, live dealer games, keno, and more! 토토 사이트 도메인
Posting Komentar