RSS
Container Icon

Metode Wawancara dalam Evaluasi BK



METODE INTERVIEW (WAWANCARA)
DALAM EVALUASI BK


A.   Latar Belakang Masalah
              Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting dalam program bimbingan dan konseling perkembangan untuk menjamin program itu sendiri. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan nilai suatu program, berbagai kegiatan di dalam program, dan para staff yang terlibat dalam program tersebut, untuk kemudian mengambil keputusan atau tindakan-tindakan di masa mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui akuntabilitas program BK yang dilaksanakan. Para konselor dan program konseling memainkan peran yang sangat penting dalam membantu para guru serta staff lainnya untuk mengintegrasikan tujuan-tujuan bimbingan di sekolah dengan berbagai tujuan dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, evaluasi harus lah merupakan upaya kolaboratif seluruh pihak terkait yang terlibat dalam program itu sendiri.
              Sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab melalui proses evaluasi yang diwujudkan dalam kategori pertanyaan evaluasi merupakan jumlah minimum pertanyaan untuk mengevaluasi keefektifan program bimbingan dan konseling perkembangan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi keefektifan dan perbaikan-perbaikan/peningkatan-peningkatan program, pememenuhan dengan standar-standar program, penguasaaa kompetensi siswa dalam berbagai wilayah yang menjadi prioritas utama, dan seberapa baik para konselor dalam menampilkan peran-peran mereka.
              Untuk menjawab pertanyaan dalam proses evaluasi, dibutuhkan metode pengumpulan data yang relevan dengan program layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Salah satu metode yang praktis dan sering digunakan adalah metode interview atau sering dikenal dengan wawancara. Melalui wawancara dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur program BK, meliputi siapa saja yang melaksanakan program, apakah konselor yang bersertifikat, guru mata pelajaran, orangtua, dan stakeholder lainnya, apa kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah mendapat layanan BK, siapa saja target program, dan bagaimana program tersebut diorganisasi.


B.   Rumusan Masalah
              Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam makalah ini yang akan dikaji lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1.         Apakah pengertian dari interview (wawancara) itu?
2.         Bagaimanakah macam-macam jenis dari interview (wawancara) itu?
3.         Apakah kelebihan dan kelemahan dari interview (wawancara)?
4.         Apakah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interview (wawancara)?
5.         Apakah bagian-bagian dari pelaksanaan interview (wawancara)?
6.         Bagaimanakah langkah-langkah pengadministrasian dari interview (wawancara)?

C.   Pengertian Wawancara
              Menurut Gantina Komalasari, dkk (2011), wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi, bertatap muka yang disengaja, terencana, dan sistematis antara pewawancara (interviewer) dengan individu yang diwawancarai (interviewee). Wawancara dapat diartikan sebagai proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada orang yang diwawancarai (interviewee). Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation).
              Dalam hal ini, wawancara yang dimaksud berfungsi sebagai salah satu metode pengumpulan data untuk mencari informasi dalam mengumpulkan data yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai program layanan BK yang telah dilaksanakan.
              Proses wawancara pada awalnya hanya dapat dilakukan melalui tatap muka, tetapi sejalan dengan perkembangan teknologi kounikasi, proses wawancara dapat dilakukan melalui jarak jauh, seperti tele-conference, telepon, menggunakan telepon seluler dengan sistem 3G.
             
D.     Macam-Macam Interview (Wawancara)
              Klasifikasi tentang macam-macam interviu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Adapun klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

       1.    Menurut responden
              Menurut responden yang diinterviu, maka interviu dapat dibedakan atas interviu langsung dan interviu tidak langsung. Dikatakan interviu langsung apabila kita langsung mengadakan interviu dengan individu yang ingin kita kumpulkan datanya. Misalnya kita ingin mengumpulkan data tentang penggunaan waktu luang para siswa. Maka interviunya langsung kita lakukan dengan siswa yang bersangkutan.
              Dikatakan interviu tidak langsung apabila interviu tersebut dilakukan dengan individu tertentu, tetapi tidak untuk mendapatkan data tentang individu bersangkutan, melainkan untuk mendapatkan data tentang individu lain. Misalnya untuk mengumpulkan data tetang penggunaan waktu luang para siswa, kita tidak melakukan interviu dengan siswa yang bersangkutan, melainkan kita melakukan interviu dengan orang lain yang mengetahui penggunaan waktu luang siswa tersebut, misalnya orang tuanya atau walinya atau juga teman sepermainannya.
       2.    Menurut prosedur
              Menurut prosedur interviu yang dilakukan, maka interviu dapat dibedakan atas interviu berstruktur dan interviu tak berstruktur. Dikatakan interviu berstruktur apabila peetanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam interviu telah disusun dalam suatu catatan secara jelas dan terinci. Catatan yang memuat pertanyaan-pertanyaan  yang akan diajukan dalam interviu tersebut dijadikan pegangan oleh penginterviu dalam melaksanakan interviu. Catatan semacam itu disebut pedoman interviu (interview guide).
                Dikatakan interviu tak berstruktur, apabila pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam interviu tersebut tidak disusun secara rinci. Dalam interviu tak berstruktur ini, penginterviu bias menggunakan pedoman interviu bias tidak. Kalau dia menggunakan pedoman interviu, maka pedoman interviu tersebut bukan merupakan daftar pertanyaan yang telah terinci seperti pada interviu berstruktur, melainkan hanya memuat pokok-pokoknya saja. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan interviu berstruktur , interviu tak berstruktur ini sifatnya lebih fleksibel, dalam arti lebih memberi kesempatan kepada penginterviu untuk mengadakan variasi-variasi dalam pelaksanaan interviu.


       3.     Menurut situasi tertentu
                Menurut situasinya, interviu dapat dibedakan atas interviu formal dan interviu informal. Dikatan interviu formal, apabila interviu tersebut dilakukan dalam suatu ruangan tertentu yang memang sengaja disiapkan untuk mengadakan interviu, dan antara penginterviu dan responden terjalin hubungan yang bersifat resmi. Misalnya siswa atau klien dipanggil keruang bimbingan, dan diadakan interviu di ruangan tersebut.
                Dikatakan interviu informal, apabila interviu tersebut dilaksanakan tidak di tempat yang khusus, dan antara penginterviu dengan responden terjalin hubungan yang tidak resmi. Dengan demikian percakapan yang terjadi nampaknya bukan seperti percakapan antara klien dengan konselornya, melainkan sperti percakapan biasa antara dua individu yang bersahabat. Misalnya interviu yang dilakukan konselor dengan siswa di halaman sekolah pada waktu jam istirahat.
       4.    Menurut perencanaan interviu
              Menurut perencanaan interviu dapat dibedakan atas interviu berencana dan interviu insedental. Dikatakan ointerviu berencana apabila waktu dan tempat interviu telah direncanakan terlebih dahulu. Dan perencanaan tersebut berdasarkan atas kesepakatan konselor dengan klien. Misalnya setelah interviu pertama, antara konselor dengan klien terdapat kesepakatan untuk melanjutkan interviu tersebut pada interviu berikutnya. Dalam hal tersebut, maka dibuatlah perencanaan, kapan interviu kedua tersebut akan dilaksanakan.
              Dikatakan interviu insidental, apabila interviu tersebut dilakukan karena kebetulan ada kesempatan yang baik untuk mengadakan interviu. Misalnya konselor dan siswa yang kebetulan berjumpa dihalaman sekolah pada jam bebas, lalu kesempatan jumpa yang secara kebetulan itu bias dimanfaatkan untuk mengadakan percakapan singkat.

C.   Kelemahan dan Kelebihan Interview (Wawancara)
       1.    Kelebihan dari wawancara
              a.    Sifatnya yang fleksibel, dalam interviu memungkinkan responden untuk meminta penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas atau yang kurang dipahaminya. Begitu pula sebaliknya penginterviu dapat meminta penjelasan pula terhadap jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan. Kadang-kadang jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden dapat merangsang penginterviu untuk mengajukan pertanyaan tertentu yang belum dipikirkan pada awal interviu.
              b.    Memungkinkan penginterviu mengamati “bagaimana” responden itu menjawab. Jadi penginterviu tidak hanya mendapatkan data tentang “isi” yang ditanyakan tetapi juga ia mengamati aksesnnya, kelancaran jawaban, intonasinya, mimiknya, dan sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan informasi tambahan yang sangat berarti yang tidak dapat digali melalui kuesioner.
              c.       Metode interviu (wawancara) dapat diterapkan kepada semua individu tanpa dibatasi kemampuan membaca dan menulis.
              d.    Mendorong responden untuk lebih terbuka.
              e.     Isi pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan daya tangkap responden.
       2.    Kelemahan dari wawancara
              a.    Karena sifatnya yang fleksibel dapat member peluang munculnya pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari tujuan semula.
              b.   Kesimpulan yang ditarik dari hasil interviu ini sering bersifat subjektif.
              c.       Menyita cukup banyak waktu dan tenaga.
              d.       Dengan interviu membutuhkan keahlian.
              e.       Dengan interviu bila telah adanya prasangka, maka hal ini akan mempengaruhi hasil interviu, hasilnya tidak objektif, dan hai ini tidak didapati dalam kuesioner.

D.   Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Wawancara
              Agar interviu dapat mencapai hasil yamg baik, perlulah adanya beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam mengadakan interviu, yaitu :
       1.   Orang yang akan mengadakan interviu mempunyai latar belakang tentang apa yang akan ditanyakan, karenanya apa yang akan ditanyakan perlu disipakan dengan sebaik-baiknya, agar interviu dapat berlangsung dengan lancer, sistematik dan teratur.
       2.              Interviu harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan dari interviu tersebut.
       3.    Dalam interviu harus dijaga agar selalu adanya hubungan yang baik.
       4.    Interviuer atau pembimbing harus mempunyai sifat dapat dipercaya.
       5.    Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.
       6.    Harus dijaga jangan sampai ada hal-hal yang dapat mengganggu jalannya interviu.
       7.   Bahasa yang digunakan interviuer harus disesuaikan dengan kemampuan dari yang di interviu.
8.    Sekalipun pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya sistematik, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai kaku, masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang berhubungan dengan pertanyaan itu (cross examining).
       9.    Interviuer atau pembimbing harus menjaga jangan sampai ada waktu diam yang terlalu lama. Hal yang demikian ini akan mematikan suasana interviu.
       10. Interviuer atau pembimbing harus mengadakan kontrol  di dalam interviu. Kalau ada hal-hal yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu intervieur atap pembimbing mencari ketegasannya.
       11. Di dalam interviu hendaknya dihindarkan tentrang “AKU” dari interviuer atau konselor. Jangan sampai aku tersebut ditonjol-tonjolkan.

E.   Bagian-Bagian Interview (Wawancara)
              Pada prinsipnya proses interviu dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu : pembukaan, inti interviu, dan penutup interviu. Tujuan pembukaan interviu adalah untuk membentuk hubungan yang baik antara penginterviu dan responden dan untuk menjelaskan maksud dari interviu.
       1.    Permulaan
  Pada bagian ini terutama ditujukkan untuk mendapatkan hubungan yang baik (jadi dalam mengadakan kontak yang pertama) antara interviuer dengan yang diinterviu, dan biasanya diisi dengan menyampaikan maksud serta tujuan dari interviu itu. Peranan dari bagian ini adalah penting, karena dengan mengadakan kontak yang pertama ini akan memberikan gambaran tentang jalannya interviuselanjutnya. Kalau sudah terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling percaya mempercayai, maka hal ini merupakan sumbangan yang besar artinya didalam perkembangan interviu selanjutnya.


       2.    Inti
Bagian ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interviu harus dapat dicapai. Bila maksud dari interviu untuk mengumpulkan data latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud tujuan itu harus tercapai.
       3.    Penutup
  Penginterviu atau bersama-sama dengan responden perlu membuat kesimpulan tentang hasil interviu. Kalau perlu dapat dibuat suatu kesepakatan untuk mengadakan interviu lagi atau hal lain yang perlu dikerjakan sebagai tindak lanjut dari interviu tersebut. Dan hendaknya selalu diusahakan agar interviu berakhir dalam situasi yang menyenangkan.

F.    Langkah-Langkah Pengadministrasian
              Pengadministrasian wawancara meliputi penyusunan pedoman wawancara, pelaksanaan wawancara dan melakukan analisis hasil wawancara.
1.         Penyusunan pedoman wawancara
            Sebelum melakukan wawancara, evaluator perlu merancang pedomannya agar proses wawancara yang terarah dan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara yaitu:
a.       Menetapkan tujuan wawancara
b.      Menetapkan bentuk pertanyaan sesuai tujuan
c.       Merumuskan butir pertanyaan dengan bahasa yang dipahami responden
d.      Pertanyaaan harus focus, sehingga responden akan menjawab sesuai dengan yang dibutuhkan
e.       Rumusan pertanyaan jangan memiliki makna ganda
f.       Rumusan pertanyaan harus netral, tidak mengandung stereotip, SARA, sugestif, atau menghakimi interviewee
g.      Bila bentuk wawancara terstruktur, butir pertanyaan dibuat rinci sedangkan bila bentuk wawancara tidak terstruktur, cukup dituliskan pokok-pokok pertanyaannya saja

    Untuk pedoman wawancara terstruktur, benyuknya seperti angket berisi sejumlah daftar pertanyaan yang rinci sesuai dengan informasi atau data yang ingin diperoleh dari responden. Bedanya bila menggunakan angket, responden langsung membaca daftar pertanyaan dan menuliskan jawabannya sendiri, sedangkan daftar pertanyaan pada proses wawancara digunakan sebagai pedoman oleh evaluator untuk menanyakan secara langsung hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi program BK kepada responden yang dipilih. Dalam hal ini, evaluator program BK dapat menentukan responden, misalnya siswa, guru, atau semua pihak yang berkepentingan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, dapat dilihat contoh format wawancara seperti dibawah ini.

Tabel 1.1
Contoh Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur
Evaluasi Program Layanan BK Kelompok
(Responden : Siswa)

              Nama                          : ……………………………………. (L/P)
              Kelas                           : …………………………………….
              Wawancara ke-           : …………………………………….
              Tempat                       : …………………………………….
              Masalah                      : …………………………………….
              Tujuan                        : …………………………………….

No.
Pokok Pertanyaan
Jawaban
1.
Mengukur/ mendeskripsikan ketersediaan sumber daya dan fasilitas yang dibutuhkan, meliputi:
a.Fasilitas
b.Media pendukung
c.Alat dan Bahan
d.Guru BK terlibat
e.Siswa terlibat

2.
Mendeskripsikan pola implementasi/ pelaksanaan program yang sedang berlangsung, meliputi:
a.Partisipasi Siswa
b.Antusiasme Siswa
c.Kompetensi/ Kinerja Guru BK

3.
Mendeskripsikan hasil dan dampak dari pelaksanaan program, meliputi:
a.Pemahaman Siswa tentang materi yang diberikan
b.Perubahan sikap siswa

4.
Efektivitas dan kualitas layanan


              Kesimpulan: …………………………………………………………………
              ……………………………………………………………………………….
              ……………………………………………………………………………….
                                                                                                  Wates, …………..2014
                                                                                                             Evaluator,


                                                                                                   ( ………………….. )


Tabel 1.2
Contoh Pedoman Wawancara Terstruktur
Evaluasi Program Layanan BK Kelompok
(Responden : Siswa)

              Nama                          : ……………………………………. (L/P)
              Kelas                          : …………………………………….
              Wawancara ke-           : …………………………………….
              Tempat                       : …………………………………….
              Masalah                      : …………………………………….
              Tujuan                        : …………………………………….

No.
Pokok Pertanyaan
Jawaban
1.
Bagaimanakah fasilitas yang ada di sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan layanan BK Kelompok?

2.
Apa sajakah media pendukung yang dimanfaatkan dalam layanan BK Kelompok?

3.
Apakah alat dan bahan yang paling penting digunakan dalam layanan BK Kelompok?

4.
Adakah Guru BK di sekolah tersebut? Dan bagaimana kesiapannya untuk melakukan layanan BK Kelompok?

5.
Adakah siswa yang biasanya mengikuti layanan BK Kelompok?

6.
Apakah para siswa berminat mengikuti layanan BK Kelompok?

7.
Bagaimanakah antusiasme siswa dalam memanfaatkan layanan BK Kelompok?

8.
Bagaimanakah kompetensi Guru BK yang memberikan layanan BK Kelompok tersebut?

9.
Apakah para siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh Guru BK tersebut?

10.
Bagaimanakah perubahan sikap Anda setelah mengikuti layanan BK Kelompok?

11.
Menurut Anda apakah layanan BK Kelompok yang diberikan cukup efektif untuk memecahkan topik permasalahan?

12.
Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti BK Kelompok?


              Kesimpulan: …………………………………………………………………
              ……………………………………………………………………………….
              ……………………………………………………………………………….
                                                                                                  Wates, …………..2014
                                                                                                             Evaluator,


                                                                                                   ( ………………….. )


2.      Pelaksanaan wawancara
           Pada saat evaluator akan mengadakan wawancara, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a.       Menetapkan kembali individu (responden) yang memiliki informasi
b.      Menerapkan jadwal dan tempat wawancara
c.       Menetapkan jumlah individu yang akan diwawancarai
d.      Menghubungi individu yang menjadi responden
e.       Melaksanakan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya
f.       Melakukan verbal setting di awal wawancara, berisi penyampaian tujuan, menyampaikan informasi apa yang dibutuhkan, berapa lama wawancara akan berlangsung, dan jaminan akan kerahasiaan
g.      Selama proses wawancara, evaluator harus melakukan attending skill, mampu bertanya dengan baik, mampu mendengar aktif dan mampu mencatat hasil wawancara dengan lengkap
h.      Melakukan pencatatan hasil wawancara dengan menuliskan atau merekam dengan alat recorder
i.        Menutup wawancara dengan membuat kesimpulan hasil wawancara, menyampaikan terima kasih atas kesediaan di wawancarai, dan mengakhirinya dalam situasi menyenangkan

3.      Analisis hasil wawancara
a.       Hasil pencatatan atau perekaman proses wawancara, deketik dalam bentuk verbatim (dialog tanya jawab antara evaluator dan peserta didik/siswa yang menjadi responden) sebagaimana adanya.
b.      Mengidentifikasi dan mengelompokkan jawaban responden yang sesuai dengan pokok pikiran pada pedoman wawancara dan pencapaian tujuan yang ditetapkan
c.       Menganalisis dan mensintesis hasil jawaban peserta didik yang menjadi responden sesuai dengan tujuan wawancara
d.      Menarik kesimpulan berdasarkan hasil sintesis dari berbagai jawaban responden.

G.   Kesimpulan
              Dari uraian pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi, bertatap muka yang disengaja, terencana, dan sistematis antara pewawancara (interviewer) dengan individu yang diwawancarai (interviewee). Dalam hal ini, wawancara yang dimaksud berfungsi untuk mencari informasi dalam mengumpulkan data yang digunakan untuk mengevaluasi dan menilai program layanan BK yang telah dilaksanakan.
2.      Klasifikasi tentang macam-macam interviu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang, yaitu menurut responden, prosedur, situasi tertentu, dan menurut perencanaan.
3.      Pada prinsipnya proses interviu dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu : pembukaan, inti interviu, dan penutup interviu. Tujuan pembukaan interviu adalah untuk membentuk hubungan yang baik antara penginterviu dan responden dan untuk menjelaskan maksud dari interviu.
4.      Langkah pengadministrasian wawancara meliputi; penyusunan pedoman wawancara, pelaksanaan wawancara dan melakukan analisis hasil wawancara.
































DAFTAR PUSTAKA


Gantina Komalasari, dkk. 2011. Assmen Teknik Non Tes dalam Prespektif  BK Komprehensif. Jakarta: PT. Indeks.

Fathur Rahman, ___. Deskripsi dan Silabus Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar